: diantara tatap mata yang saling terrbelenggu emosi ,ada rasa yang masih tersimpan ,ada secuil kisah yang tak pernah pudar di hapus waktu .seperti itulah rasaku ,hingga akhirnya aku buang semua rasaku untukmu .aku ,hanya seseorang yang tak pernah bisa jadi milikmu .
aku melangkah pelan, melewati jalan demi jalan..
mereka dan semuanya masih berjalan seperti biasanya, tak terlihat raut kesedihan yang mereka rasa.
sedang aku, masih dalam dinginnya hati, terbelenggu emosi.
egoisme menerjang jiwa, merusak apa yang ada dihadapku.
rasanya muak berkecamuk dalam hati, tegaskan bahwa saat ini aku sakit.
detik demi detik yang aku lalui, terasa hambar.
rasanya kebahagianku terenggut dari satu kata yang dengan mudah goyahkan kekakuan hatiku.
aku, yang masih berjalan disini, masih belum mengerti mengapa ada kata sehebat itu.
duniaku sekarang berhenti,
tapi dalam nyata, tak ada yang berhenti.
rasa sesal bercampur rasa egois, rasa maaf bercampur rasa amarah.
aku merintih sakit.
dia.
huh, mana mungkin dia tau?
mana mungkin dia sadar akan hadirku?
meskipun aku tau, rasaku tak bisa seperti kmarin.
aku, yang terus melangkah tanpa arah.
tak ingin melihat raut wajahnya.
raut wajah yang masih sama, tak berubah.
sama seperti 3 tahun yang lalu.
sekalipun melirik dan melihatmu,
aku ingin tersenyum ikhlas.
ikhlas, karna kamu bahagia.
ikhlas, karna aku sayang kamu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 03 Juni 2011
karena kamu
: diantara tatap mata yang saling terrbelenggu emosi ,ada rasa yang masih tersimpan ,ada secuil kisah yang tak pernah pudar di hapus waktu .seperti itulah rasaku ,hingga akhirnya aku buang semua rasaku untukmu .aku ,hanya seseorang yang tak pernah bisa jadi milikmu .
aku melangkah pelan, melewati jalan demi jalan..
mereka dan semuanya masih berjalan seperti biasanya, tak terlihat raut kesedihan yang mereka rasa.
sedang aku, masih dalam dinginnya hati, terbelenggu emosi.
egoisme menerjang jiwa, merusak apa yang ada dihadapku.
rasanya muak berkecamuk dalam hati, tegaskan bahwa saat ini aku sakit.
detik demi detik yang aku lalui, terasa hambar.
rasanya kebahagianku terenggut dari satu kata yang dengan mudah goyahkan kekakuan hatiku.
aku, yang masih berjalan disini, masih belum mengerti mengapa ada kata sehebat itu.
duniaku sekarang berhenti,
tapi dalam nyata, tak ada yang berhenti.
rasa sesal bercampur rasa egois, rasa maaf bercampur rasa amarah.
aku merintih sakit.
dia.
huh, mana mungkin dia tau?
mana mungkin dia sadar akan hadirku?
meskipun aku tau, rasaku tak bisa seperti kmarin.
aku, yang terus melangkah tanpa arah.
tak ingin melihat raut wajahnya.
raut wajah yang masih sama, tak berubah.
sama seperti 3 tahun yang lalu.
sekalipun melirik dan melihatmu,
aku ingin tersenyum ikhlas.
ikhlas, karna kamu bahagia.
ikhlas, karna aku sayang kamu.
aku melangkah pelan, melewati jalan demi jalan..
mereka dan semuanya masih berjalan seperti biasanya, tak terlihat raut kesedihan yang mereka rasa.
sedang aku, masih dalam dinginnya hati, terbelenggu emosi.
egoisme menerjang jiwa, merusak apa yang ada dihadapku.
rasanya muak berkecamuk dalam hati, tegaskan bahwa saat ini aku sakit.
detik demi detik yang aku lalui, terasa hambar.
rasanya kebahagianku terenggut dari satu kata yang dengan mudah goyahkan kekakuan hatiku.
aku, yang masih berjalan disini, masih belum mengerti mengapa ada kata sehebat itu.
duniaku sekarang berhenti,
tapi dalam nyata, tak ada yang berhenti.
rasa sesal bercampur rasa egois, rasa maaf bercampur rasa amarah.
aku merintih sakit.
dia.
huh, mana mungkin dia tau?
mana mungkin dia sadar akan hadirku?
meskipun aku tau, rasaku tak bisa seperti kmarin.
aku, yang terus melangkah tanpa arah.
tak ingin melihat raut wajahnya.
raut wajah yang masih sama, tak berubah.
sama seperti 3 tahun yang lalu.
sekalipun melirik dan melihatmu,
aku ingin tersenyum ikhlas.
ikhlas, karna kamu bahagia.
ikhlas, karna aku sayang kamu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar