Pages

Kamis, 07 Juli 2011

kita masih satu

mataku beberapa hari ini sembab.
iringan hujan dan tangisku meluap.
mereka menerka, dengan caci yang tak pernah tahu bagaimana nyatanya.
mungkin kamu atau mereka sudah jera dengan perlakuanku padamu.
namun dengan ribuan maaf yang tak bisa terlontar,
semua tak berubah.

sikapmu awalnya dingin,
dengan sekuat hati buang rasa itu jauh-jauh.
namun aku mengerti kamu, mengerti rasamu.
kita tak pernah seperti ini,
namun rasa lagi-lagi menyatukan kita..
walau harus aku akui, dinding penghalang tak pernah mau berpaling.

beberapa hari ini aku menangis.
dengan beribu alasan terlontar menutupi rasa sakit kehilangan kamu.
entah bagaimana Tuhan membuat aku berkata: "gara-gara soft lens kok, makanya sering nangis sama sembab :)"
mereka mengiyakan, namun jelas sakit tertanam paksa dalam hati.
aku melemah.

aku memikirkan tiap tetes hujan yang turun itu.
deras, dingin, menghantam tanah dengan keras, namun bisa meluluhkan tanah menjadi lumpur.
sama seperti kamu,
yang dengan mudahnya mampu merubah aku melunak.
mencintai kamu, berusaha tegar dihadapanmu, dan mengalah.
padahal nyatanya aku sosok yang keras kepala.

kali ini aku tersenyum.
menghayati hujan yang basahi tubuh.
dengan semilir angin yang bekukan tiap bagian badan.
namun hatiku hangat,
membaca kata demi kata yang hujan tulis.
menuliskan bahwa kamu masih sayang, bahwa aku masih sayang, bahwa kita masih satu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 07 Juli 2011

kita masih satu

mataku beberapa hari ini sembab.
iringan hujan dan tangisku meluap.
mereka menerka, dengan caci yang tak pernah tahu bagaimana nyatanya.
mungkin kamu atau mereka sudah jera dengan perlakuanku padamu.
namun dengan ribuan maaf yang tak bisa terlontar,
semua tak berubah.

sikapmu awalnya dingin,
dengan sekuat hati buang rasa itu jauh-jauh.
namun aku mengerti kamu, mengerti rasamu.
kita tak pernah seperti ini,
namun rasa lagi-lagi menyatukan kita..
walau harus aku akui, dinding penghalang tak pernah mau berpaling.

beberapa hari ini aku menangis.
dengan beribu alasan terlontar menutupi rasa sakit kehilangan kamu.
entah bagaimana Tuhan membuat aku berkata: "gara-gara soft lens kok, makanya sering nangis sama sembab :)"
mereka mengiyakan, namun jelas sakit tertanam paksa dalam hati.
aku melemah.

aku memikirkan tiap tetes hujan yang turun itu.
deras, dingin, menghantam tanah dengan keras, namun bisa meluluhkan tanah menjadi lumpur.
sama seperti kamu,
yang dengan mudahnya mampu merubah aku melunak.
mencintai kamu, berusaha tegar dihadapanmu, dan mengalah.
padahal nyatanya aku sosok yang keras kepala.

kali ini aku tersenyum.
menghayati hujan yang basahi tubuh.
dengan semilir angin yang bekukan tiap bagian badan.
namun hatiku hangat,
membaca kata demi kata yang hujan tulis.
menuliskan bahwa kamu masih sayang, bahwa aku masih sayang, bahwa kita masih satu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.